Rabu, 14 Agustus 2019

Review Roro Mendut Temulawak

Assalamu'alaikum temen temen cantik...

Aku  mau share sedikit pengalaman nih perihal pemberantasan jerawat di wajah beserta bekasnya. Bener-bener butuh kesabaran biar bisa cantik yah hehe, sabar mencari produk yg cocok, sabar nunggu hasil produk, sabar ngeluarin uang buat beli produk skin care yg harus trial and error, dll.

Kulitku sebenernya berjerawat dari semenjak kuliah semester pertama. Dan dulu banyak yang bilang kalo udah nikah pasti bakal ilang jerawatnya. Eh ternyata sudah berumur 27 tahun, sudah menikah dan punya 2 anak tetep aja yah jerawat masih setia di wajah.

Padahal nih ya kulitku itu nggak yang berminyak banget gitu, yah biasa aja lah minyaknya, tapi pori-pori di pipiku itu besar-besar banget. Serem sendiri liatnya udah kayak kulit jeruk.

Nah..tiba-tiba aja nih jerawatku semakin banyak. Yang biasanya keluar cuma 1-2, kok malah jadi kroyokan..

Akhirnya aku rubah daily skincareku, aku milih Roro Mendut karena katanya dibuat dari bahan alami. Pikirku kalau alami pasti lebih minim resiko breakout.

Aku pakai Roro Mendut yg Temulawak. Aku nggak pake semua series nya sih, cuma creamnya aja.

Aku pake facial wash yang sudah terpaku di hatiku dan aku rasa cocok, yaitu Himalaya Neem. Nggak aku kasih foto karena males ke kamar mandi buat motoin produknya, hehe. Silahkan cari sendiri di google yah xixixixi.

Aku pakai roro mendut ini hampir 5 bulanan. Sudah menghabiskan 3 jar temulawak night cream.



Itulah penampakan creamnya, warna nya putih, lembut, agak kenyel, harumnya lembut banget, harum kayak bunga apa ya..bunga campur rempah gitu pokoknya.

Di kulit nggak bikin kering, kulit langsung lembut dan lembab. Nggak bikin ngelupas juga.

Hasilnya jerawat lebih cepet kempes, bekas jerawat memudar lebih cepat. Alhamdulillah selama 5 bulan di telatenin, aku cocok sama produk ini.

Igredientsnya ngga aku fotoin karena tercantumnya di kardus jarnya. Kardusnya itu udah aku buang, hehe.

Nah penasaran kan sama foto before afternya.

Jeng jeng jeng...
Inilah penampakannya temen temen...


Meskipun bekasnya nggak hilang sempurna, tapi lumayan kan???
Si merah-merah yang memenuhi wajah kala itu adalah bekas jerawat dan jerawat yang mau nongol. Kroyokan sekali bukan???

Alhamdulillah, selama 5 bulan sabar dan telaten akhirnya bisa nemuin yang cocok.

Semoga lebih bisa istiaomah.

Oh iya..
Pake produk ini sekitar awal Januari 2019 yah, selama lima bulan berarti sampai bulan mei.

Jadi pengalaman ini sebenernya latepost hehe

Tapi aku pengen share aja ke kalian.

Mungkin bisa bermanfaat buat kalian.

Terimakasih sudah mampir dan baca review singkat aku.

Assalamu'alaikum temen-temen cantiiiik...
Sampai ketemu di review ku selanjutnya 🌸

Jumat, 12 Februari 2016

Review lipstik Zoya, Wardah, Sophie, Trisia, Lindor

Assalamu'alaikum wahai kaum hawa...
Lagi bingung ya mau pakai lipstik yang mana? Hehe. Emang dandan itu merupakan sesuatu yang kudu buat wanita, apalagi yang sudah berumah tangga, pasti pengen suaminya tiap hari jatuh cinta kaaaan???? Dan dandan itu sendiri, kalo dilihat-lihat kayaknya gampang banget, tinggal poles sana poles sini. Tapi kalo sudah dipraktekin...hemmmm susah susah gampang! Hehe.
Aq mau share pengalamanku pakai beberapa lipstik ini nih. Tapi mungkin review ku ini ga begitu detail. Karena aq agak-agak lupa kalo masalah harga. Seingetku aja ya...
Yuk...simak pengalamanku. Hihihi.






Lipstik-lipstik kecil di atas adalah lipstik dari sophie, yg waktu itu temenku yg jualan n bilang kalo lg diskon. Yah...karena waktu itu cm 15 ribu klo g salah...haha. Pokoknya murmer bgt kok!!! Aq nyoba deh beli. Lipstiknya mengandung mosturizer, jd agak berminyak, cocok buat kulit bibir yg kering. Tapi lipstik yg seperti ini cepet hilang. Apalagi klo dipakai saat makan. Aq suka dengan lipstik ini, tp bibir aq jd ngelupas2 gitu. Jd jarang bgt aq pake. 


Nah...yg ini lisptik mahal. Dan merknya saat ini lagi diburu wanita2. Tau kan? Yap, Wardah. Aq beli lipstik ini klo g salah 40rb keatas deh atau 40rb ke bawah ya??? Hihi. Maaf lupa. Aq beli karena penasaran sm produk wardah. Ternyata waktu aq pake, lipstiknya kyk g nyampur di bibir aq. Mgkn karena bibir aq kering, ngelupas2 dan berkerut2 kali yah. Duh...baunya jg kyk ada bau apa ya...moccha atau manis2 gmn gt, huwweeek...pengen muntah. Jd lipstik ini cm nongkrong di kamar. Sp mau? Wkkk...

Aq mank orangnya demen beli baju2 Zoya. Nah karena sdh cinta sm baju2 nya Zoya, aq cobain jg deh lipstiknya. Lipstik ini jg bermosturizer jd cepet hilang dan rata2 kurang bisa myampur di bibir aq. Hiks...sedih...tp aq suka bgt pakai ini. Warnanya yg aq suka. Hehe. Karena aq kan berkulit kuning langsat, jd klo pakai warna agak2 orange keliatan manis. *muji diri sendiri dih..

Lipstik ini terlaris dan tercepat habisnya kalau di desa aq. Lipstik Lindor namanya. Lipstik jenis matte yang pilihan warnanya banyak dan murah. Lipstik ini banyak di buru ibu2 dan nenek2 di desaku. Wkkk. Pilihan warnanya mank banyak. Tp g ada yg kalem. Mencolok semua. Hehe. Dan kata orang2 tua disana, "enak, murah dan awet" iya iyalah namanya aja matte. Kering dan awet. Dan aq penasaran, akhirnya beli. *karena aq jg ibu2 jd pengen nyoba yg awet biar g sibuk dandan mulu. Biar tinggal ngurus anak aja klo lg keluar.
Aq suka bgt. Sering aq pake. Tp mank di bibir jd kering.
Nah...ini jg lipstik mahal tapi kurang dikenal khalayak umum merknya. Apa itu?? Trisia. Lipstik bermosturizer. Pertama aq g percaya klo lipstik ini bisa melembabkan bibir keringku. Mbak2 spg nya meyakinkan aq. Tp aq g percaya. Setelah ku pikir2, aq beli deh buat coba2 n koleksi. Wkkk. Harganya 40rb lebih kykx. Ternyata mank bisa melembabkan. Lipstik ini aq pakai sehari2. Karena warnanya kalem dan melembabkan.

Sedikit tips aja sih dari aq, bagi kamu yg punya bibir kering, mengelupas dan berkerut. Coba olesin madu dulu sebelum memakai lipstik. Tunggu madu setengah kering (lembab) lalu poles lipstik yg kamu inginkan. Untuk keluar rumah, biar awet pakai lipstik yg matte. Tp klo km tipe orang yg PD nambahin lipstik di tempat umum, pakai yg bermosturizer jg gpp. Hehe.
Selamat berdandan untuk suami 😊😄😉
Wassalamu'alaikum....see u....


Jumat, 05 Juni 2015

Jasa Pengetikan dan Penerjemahan Mojokerto dan Sidoarjo

           Bagi anda yang sedang sibuk dengan jadwal padat anda yang begitu memilukan anda, banyak tugas-tugas kerja atau kuliah yang menumpuk. Kami bersedia membantu meringankan beban anda. Kami menawarkan entry data, pengetikan dan penerjemahan. Soft file atau hard file bisa dikirim lewat e-mail atau langsung ke alamat Toko Zalfa Jaya Mojokerto atau cabang toko kami di Waru Sidoarjo (Dolla Collection). Berikut harga perlembarnya:
            Harga perlembar disesuaikan dengan font, ukuran dan spasi standard. Font huruf abjad menggunakan Font Times New Roman ukuran 12. Dan Font huruf hijaiyah menggunakan Font Traditional Arabic ukuran 18. Dan dengan masing-masing menggunakan spasi 1 cm.
            Untuk lebih jelasnya, silahkan langsung menghubungi contact person kami (Toko Zalfa Jaya):
            1.  Office Toko Zalfa Jaya : (0321) 362035
            2.  Office Toko Zalfa Jaya (IM3) : 085852961815
            3.  (Cabang) Office Dolla Collection (Berbek Ndalem Waru Sidoarjo) : 085777779132

Media Pembelajaran


Pengertian Media Pembelajaran
Jika dilihat dari asal katanya, media berasal dari kata “medium”  yang berarti perantara. Hal ini sesuai dengan peran media dalam aktifivitas pembelajaran yaitu sesuatu yang dapat digunakan untuk menjembatani proses penyampaian pesan dan pengetahuan antara sumber pesan dengan penerima.[1]
          Banyak
definisi yang diberikan orang tentang media. AECT (Association for Educational Communication and Technology) mendefinisikan media sebagai bentuk yang digunakan untuk proses penyaluran informasi.[2] Sementara itu, Gagne dan Briggs secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto gambar, grafik, televisi dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.[3]
 
Dan menurut Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA). Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca.[4] Dari definisi-definisi tersebut, baik secara harfiah maupun dalam artian yang sebenarnya, dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. 
Penggunaan media secara kreatif akan memperbesar kemungkinan siswa untuk belajar lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik, dan meningkatkan penampilan mereka dalam melakukan ketrampilan-ketrampilan tertentu sesuai dengan apa yang menjadi tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Disamping itu media bukan hanya sekedar sebagai alat bantu mengajar, tetapi lebih merupakan alat penyalur pesan kepada siswa, dan dengan media peranan guru akan berubah, yang semula sebagai penyaji pesan berubah menjadi pengelola kegiatan belajar.[5]

Manfaat Media Pembelajaran
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/media dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran atau didikan yang ada pada kurikulum. Sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan produser media. Salurannya adalah media pendidikan dan penerima pesannya adalah siswa atau guru.[6]
Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat atau penghalang proses komunikasi. Kita kenal adanya hambatan psikologis, seperti minat, sikap, pendapat, kepercayaan, intelegensi, pengetahuan dan hambatan fisik seperti kelelahan, sakit, keterbatasan daya indera dan cacat tubuh. [7]
Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.[8]
Sementara itu menurut Mohammad Jauhar, pemakaian media yang benar dapat mengurangi jumlah kata yang diperlukan dalam proses instruksional untuk mengomunikasikan gagasan yang bersifat konkret. Media tidak hanya memberikan pengalaman-pengalaman konkret tetapi juga membantu siswa mengintegrasikan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Di samping itu, media dapat menarik perhatian serta membangkitkan minat dan meningkatkan motivasi siswa.[9]
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:[10]
1.       Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis (dalam bntuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
2.       Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:
a.       obyek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film atau model.
b.      obyek yang kecil, di bantu dengan proyektor mikro, film bingkai atau film gambar.
c.       gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat di bantu dengan timelapse atau  high-speed photography
d.      kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa di tampilan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal
e.      obyek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain
f.        konsep yang terluas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar dan lain-lain.
g.       Pemanfaatan media dalam aktivitas pembelajaran akan membuat program pembelajaran menjadi efisien. Penggunaan waktu dan sumber daya akan dapat lebih di arahkan pada pencapaian tujuan pembelajaran. Media pembelajaran akan mengubah peran guru dari instruktur menjadi fasilitator dalam aktivitas pembelajaran.[11]
h.      Pembelajaran dapat diberikan di mana saja dan kapan saja diinginkan atau diperlukan terutama jika media pembelajaran tersebut di rancang untuk penggunaan secara individu.[12]
3.       Penggunaan media pendidikan scara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Sejumlah teori dan prinsip belajar menekankan bahwa aktivitas pembelajaran perlu melibatkan siswa di dalamnya. Prinsip belajar menyatakan bahwa semakin tinggi keterlibatan siswa dalam sebuah aktivitas pembelajaran, maka akan semakin mudah siswa tersebut mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan. Sebuah program perlu didesain agar bersifat interaktif. Penggunaan media pembelajaran akan membantu dalam menciptakan situasi pembelajaran yang bersifat interaktif.[13]Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:
a.       menimbulkan kegairahan belajar
b.      memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak dengan lingkungan kenyataan
c.       memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya
4.       Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pembelajaran, yaitu dengan kemampuannya dalam:
a.       memberikan perangsang yang sama
b.      mempersamakan pengalaman
c.       menimbulkan presepsi yang sama
Manfaat-manfaat media diatas sesuai dengan pengkalsifikasian pengalaman yang diadakan Edgar Dale  menurut tingkat dari yang konkret ke yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut dikenal dengan nama kerucut pengalaman (cone of experience), pada saat itu dianut secara luas dalam menentukan alat bantu apa yang paling sesuai untuk pengalaman belajar tertentu.[14]

      Penglasifikasian Media
Pengertian media ini masih sering dikacaukan dengan peralatan. Media atau bahan adalah perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan mempergunakan peralatan. Dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam khazanah pendidikan seperti ilmu cetak-mencetak, tingkah laku, komunikasi dan laju perkembangan teknologi elektronik, media dalam perkembangan tampil dalam berbagai jenis format (modul cetak, film, televise, film bingkai, film rangkai, program radio, computer, dst) masing-masing dengan ciri-ciri dan kemampuan sendirinya. Dari usaha-usaha penataan timbul, yaitu pengelompokan atau klasifikasi menurut kesamaan ciri atau karakteristiknya. Beberapa contoh usaha ke arah taksonomi tersebut antara lain adalah uraian berikut.[15]
Taksonomi menurut Rudy Bretz. Rudy Bretz mengidentifikasi ciri utama dari media menjadi tiga unsur pokok, yaitu suara, visual dan gerak. Visual dibedakan menjadi tiga yaitu gambar, garis dan symbol. Kemudian Rudy Bretz juga membedakan antara media siar dan media rekam, sehingga terdapat 8 klasifikasi media: 1) media audio visual gerak, 2) media audio visual diam, 3) media audio semi-gerak, 4) media visual gerak, 5) media visual diam, 6) media semi-gerak, 7) media audio, 8) media cetak.
Taksonomi menurut Briggs. Taksonomi ini lebih mengarah pada karakteristik menurut stimulus atau rangsangan yang dapat ditimbulkan dari media sendiri. Yaitu kesesuaian rangsangan tersebut dengan karakteristik siswa, tugas pembelajaran, bahan dan transmisinya. Briggs mengidentifikasi 13 macam media yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu: pbjek, model, suara langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparansi, film rangkai, film bingkai, film, televisi dan gambar.
Taksonomi menurut Gagne. Gagne menyebutkan 7 macam pengelompokan media, yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media ini kemudian dikaitkan dengan kemampuan memenuhi fungsi menurut tingkatan hierarki belajar yang dikembangkannya yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh perilaku belajar, memberi kondisi eksternal, emnuntun cara berpikir, memasukkan alih-ilmu, menilai prestasi dan pemberi umpan balik.
Terdapat banyak sekali macam-macam pengelompokan media pembelajaran oleh para ahli. Diantaranya adalah pengelompokan media sesui dengan tujuan pemakaian, karakteristik media, menurut daya liputannya, ciri-ciri fisik media, dsb. Namun dari banyaknya pengelompokan media pembelajaran tersebut dapat disimpulkan, media pembelajaran dapat dibagi menjadi , yaitu Media Visual, Media Audio, Media Audio Visual, Media rasa, Multimedia.
1.       Media Visual
a.       Media visual diam proyeksi
Media visual proyeksi memiliki persamaan dengan media grafis dalam hal menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Beberapa jenis media proyeksi antara lain: film bingkai, film rangkai, film bisu, slide, slide bisu,  proyektor transparansi, proyektor tak tembus pandang dan mikrofis. Pesan-pesan tersebut harus diproyeksikan dengan menggunakan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran.[16]
a)      Proyeksi opaque (tak tembus pandang)
Proyektor tak tembus pandang adalah alat untuk memproyeksikan bahan bukan transparan, tetapi bahan-bahan tidak tembus pandang (opaque). Benda-benda tersebut adalah benda datar, tiga dimensi seperti mata uang, model, serta warna dan anyaman dapat diproyeksikan.
Kelebihan proyektor tak tembus pandang adalah:
1.       Dapat digunakan untuk hampir semua bidang studi yang ada di kurikulum
2.       Dapat memperbesar benda kecil menjadi sebesar papan, sehingga bahan yang semula hanya untuk individual jadi untuk seluruh kelas.
Kekurangan media ini adalah tidak seperti OHP harus digunakan di ruangan yang gelap.
b)      Proyeksi overhead
Media transparansi atau overhead transparency (OHT) sering kali disebut dengan nama perangkat kerasnya yaitu OHP (Overhead Projector). Media transparansi adalah media visual proyeksi yang dibuat di atas bahan transparan, biasanya film acetate atau plastik berukuran 8 1/2 inci x 11 inci.
Kelebihan Media transparansi adalah:
1.       Gambar yang di proyeksikan lebih jelas dibanding gambar di papan. Ruangan tak perlu digelapkan, sehingga siswa dapat melihatnya sambil mencatat.
2.       Guru sambil mengajar dapat berhadapan dengan siswa
3.       Benda-benda kecil dapat diproyeksikan hanya dengan meletakkannya di atas OHP, walaupun hasilnya berupa bayang-bayang.
4.       Memungkinkan penyajian diskriminasi warna dan menarik minat-minat siswa
5.       Tak memerlukan tenaga bantuan operator dalam menggunakan OHP karena mudah dioperasikan
6.       Lebih sehat dari papan tulis
7.       Praktis dapat digunakan untuk semua jenis ukuran kelas ruangan
8.       Mempunyai variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak membosankan, terutama untuk proses yang kompleks dan bertahap
9.       Menghemat tanaga dan waktu karena dapat dipakai berulang-ulang
10.   Sepenuhnya dibawah kontrol guru
11.   Dapat dipakai sebagai petunjuk sistematika penyajian guru, dan apabila menggunakan bingkai, catatan-catatan tambahan untuk mengingatkan si guru dapat dibuat di atasnya
12.   Dapat menstimulasi efek gerak yang sederhana dan warna pada proyeksinya dengan menambahkan alat penyajian tertentu
Kekurangan dari Media transparansi adalah:
1.       Transparansi memerlukan peralatan khusus untuk memproyeksikannya (OHP) sedang OHP itu sendiri kadang-kadang sulit dicari di tempat-tempat tertentu.
2.       Transparansi memerlukan waktu, usaha dan persiapan yang baik, lebih-lebih kalau menggunakan teknik penyajian yang kompleks
3.       Karena lepas, transparansi menuntut cara kerja yang sistematis dalam penyajiannya. Bila tidak penyajian bisa kacau.
4.       Jika teknik pemanfaatan serta potensinya kurang dikuasai ada kecenderungan OHP dipakai sebagai pengganti papan tulis dan siswa cenderung bersikap pasif.
c)       Slides(film bingkai)
Slide adalah suatu film transparansi yang berukuran 35 mm dengan bingkai 2x2 inci. Bingkai tersebut terbuat dari karton atau plastic. Slide diproyeksikan melalui sliede projector. Jumlah slide yang akan ditayangkan untuk suatu program tergantung kepada tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian, lama penayangan atau panjangnya program bervariasi.[17]
Kelebihan dari film bingkai adalah:
1.       Materi pelajaran yang sama disebarkan keseluruh siswa secara serentak
2.       Perhatian anak-anak dapat dipusatkan pada satu butir tertentu, sehingga dapat menghasilkan keseragaman pengamat
3.       Fungsi berpikir penonton di rangsang dan di kembangkan secara bebas
4.       Guru bebas memutarnya. Dan kecepatan frekuensi dapat di atur.
5.       Film bingkai baik untuk menyajikan berbagai bidang studi tertentu, dapat digunakan baik secara kelompok maupun individual, tidak pandang usia.
6.       Penyimpanan film bingkai sangat praktis
7.       Film bingkai dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu dan indera
8.       Program film bingkai bersuara dapat menjadi media yang sangat efektif bila dibandingkan dengan media cetak yang berisi gambar yang sama
9.       Program film bingkai bersuara mudah direvisi, baik visual maupun audionya
10.   Film bingkai adalah media yang relatif sederhana/mudah, baik cara membuatnya maupun cara penggunaannya, dibandingkan media TV atau Film
11.   Program dapat dibuat dalam waktu singkat.
Kelemahan Film bingkai adalah:
1.       Seri program film bingkai yang terdiri dari gambar-gambar lepas merupakan kelebihan sekaligus merupakan titik kelemahan. Karena gambar-gambar tersebut dengan mudah dapat hilang atau tertukar
2.       Hanya mampu menyajikan objek-objek secara diam
3.       Harganya lebih mahal.
d)      Filmstrips(film rangkai)
Berbeda dengan film bingkai (slides), gambar (frame) pada film rangkai berurutan merupakan satu kesatuan. Ukuran filmnya sama dengan film bingkai, yaitu 35 mm. Jumlah gambar satu rol film rangkai antara 50 sampai dengan 75 gambar dengan panjang lebih kurang 100 sampai dengan 130 cm, tergantung pada isi film itu. Film rangkai memiliki dua ukuran gambar yaitu gambar tunggal (single frame) dengan ukuran gambar ¾ inci x 1 inci dan gambar ganda (double frame) dengan ukuran 11/2 inci x 1 inci. Sebagaimana film bingkai, film rangkai juga bisa tanpa suara (silent) bisa pula dengan suara (sound).[18]
Kelebihan film rangkai adalah:
1.       Kecepatan film dapat diatur dan ditambah narasi
2.       Semua kelebihan non projected still picture dimiliki oleh film rangkai
3.       Film rangkai dapat mempersatukan foto, bagan, dokumen, gambar, tabel, simbol, kartun dsb.
4.       Cocok untuk mengajarkan keterampilan
5.       Urutan gambar sudah pasti karena film rangkai merupakan satu kesatuan
6.       Penyimpanannya mudah, cukup digulung dan dimasukkan ke dalam tempat khusus
7.       Reproduksinya dalam jumlah besar relatif lebih mudah pergambarnya dibandingkan film bingkai
8.       Dapat untuk belajar kelompok maupun individual
Kelemahannya adalah sulit diedit atau direvisi karena sudah merupakan suatu rangkaian, sukar dibuat sendiri secara lokal dan memerlukan peralatan laboratorium yang dapat mengubah film bingkai ke film rangkai.
e)      Mikrofis[19]
Mikrofis adalah lembaran film transparan terdiri dari lambang-lambang visual (grafis maupun verbal) yang diperkecil sedemikian rupa sehingga tak dapat dibaca dengan mata telanjang. Ukurannya ada beberapa macam, bisa 3x5 inci, 6x8 inci atau 4x6 inci. Secara umum, mikrofis termasuk kelompok media berbentuk kecil (microform). Secara fisik gulungan microform tersebut dapat diadakan atas dua jenis, yaitu menggunakan film 16mm atau 35mm, dalam bentuk kaset atau terbuka, dan yang berbentuk lembaran yaitu yang kita kenal sebagai mikrofis.
Kelebihan dari mikrofis adalah:
1.       Dapat menghemat ruangan. Halaman cetak yang besar dapat diringkas dalam bentuk film yang baik dengan perbandingan 1;12 yang selanjutnya bisa dikembalikan lagi ke bentuk semula dengan memproyeksikan ke layar.
2.       Mudah dikopi cetak dan diduplikasi dengan biaya yang relatif murah
3.       Bisa diproyeksikan ke layar lebar
4.       Karena bentuk lembaran mudah untuk diidentifikasi
Kelemahannya adalah:
1.       Pembuatan masternya mahal
2.       Mudah hilang
3.       Bila telah banyak sulit memfilenya sehingga mudah salah filing

b.      Media visual non-proyeksi
Media visual non-proyeksi kebalikan dari media visual proyeksi. Media ini tidak memerlukan proyektor dalam menyampaikan pesan. Contoh media visual non proyeksi adalah papan tulis, poster, papan temple, kartun, papan flannel, komik, bagan, diagram, gambar, grafik, dsb.[20] Macam-macam media visual non-proyeksi dikelompokkan ke dalam 2 bagian, media visual dua dimensi dan media visual tiga dimensi.
a)      Media visual dua dimensi
Media visual dua dimensi adalah sebutan umum untuk alat peraga yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebar yang berada pada satu bidang datar. Media pembelajaran dua dimensi meliputi media grafis, media bentuk papan, media cetak yang penampilan isinya tergolong dua dimensi.[21]
1)      Media grafis
Media grafis adalah media yang menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka dan simbol/gambar. Grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian, menjelaskan sajian ide dan mengilustrasikan fakta-fakta, sehingga menarik dan mudah diingat orang.
Sebagaimana halnya media yang lain media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam symbol-simbol komunikasi visual.[22] Selain sederhana dan mudah pembuatannya media grafis termasuk media yang relatif murah ditinjau dari segi biayanya. Banyak jenis media grafis, beberapa diantaranya akan kita bicarakan dalam bahasan berikut:[23]
a.       Gambar/foto
Di antara media pendidikan, gambar/foto adalah media yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang  umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana. Oleh karena itu, pepatah Cina yang mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak daripada seribu kata.
Beberapa kelebihan media gambar foto yang lain dijelaskan di bawah ini:
1.       Sifatnya konkret; Gambar/foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
2.       Gambar dapat mengatasi ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas dan tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke objek/peristiwa tersebut. Maka, gambar atau foto amat bermanfaat dalam hal ini.
3.       Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Objek yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar atau foto.
4.       Foto dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.
5.       Foto harganya murah dan gampang didapat serta bisa digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut, gambar/foto mempunyai beberapa kelemahan:
1.       Gambar/foto hanya menekankan presepsi indera mata
2.       Gambar/foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran
3.       Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar

b.      Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokok tanpa detil. Karena setiap orang yang normal dapat belajar menggambar, setiap guru yang baik haruslah dapat menuangkan ide-idenya kedalam bentuk sketsa. Selain dapat menarik perhatian murid, sketsa juga digunakan untuk menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan.
c.       Diagaram
Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan symbol-simbol, diagram atau skema menggambarkan struktur dari objek secara garis besar. Diagram menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada di situ. Diagram pada umumnya berisi petunjuk-petunjuk. Diagram menyederhanakan hal yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian pesan.
d.      Bagan/Chart
Sebagai halnya media grafis yang lain, bagan atau chart termasuk media visual. Fungsinya yang pokok adalah menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi.
e.      Grafik (Graphs)
Sebagai suatu media visual, grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar. Untuk melengkapinya sering kali symbol-simbol verbal digunakan pula di situ.
f.        Stick figures (gambar hasil tangan)
Stick figures adalah gambaran tangan yang dibuat sendiri oleh guru sewaktu ia memberikan materi pelajaran, atau yang telah disiapkan sebelumnya. Gambar disini bukanlah gambar yang indah yang perlu dibuat oleh ahli gambar, namun gambar yang minimal bisa memberikan ilustrasi materi pelajaran yang sedang diberikan. Dengan demikian gambar tersebut dapat dibuat oleh guru, meskipun ia tak pandai menggambar.[24]
g.       Strip story (kepingan kertas)
Strip story adalah kepingan-kepingan kertas yang bisa menampilkan pesan yang mudah dibaca dan dipahami oleh para pelajar.[25]
h.      Flash card
Flash card adalah kartu pengingat atau kartu yang diperlihatkan sekilas kepada siswa. Ukurannya disesuaikan dengan keperluan kelas. Kartu-kartu tersebut ditulisi atau diberi tanda untuk memberikan petunjuk atau rangsangan bagi siswa berpikir atau melakukan sesuatu.[26]
i.         Gambar seri
Media ini sesuai untuk melatih ketrampilan ekspresi tulis )mengarang) dan ketrampilan ekspresi lisan (berbicara).[27]
j.        Kartun
Kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis adalah suatu gambar interpretative yang menggunakan symbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas atau suatu sikap terhadap orang, situasi atau kejadian-kejadian tertentu.
Kartun bisanya hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana. Kartun tanpa digambar detil dengan menggunakan symbol-simbol serta karakter yang mudah dikenal dan dimengerti dengan cepat. Kalau makna kartun mengena, pesan yang besar bisa disajikan secara ringkas dan kesannya akan tahan lama diingatan.
k.       Poster
Poster tidak saja penting untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu tetapi dia mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku rang yang melihatnya.
l.         Peta atau Globe
Pada dasarnya peta dan globe berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi. Peta dan globe sangat penting untuk mengkonkretkan pesan-pesan yang abstrak.
Kelebihan peta atau globe ini adalah:
1.       Memungkinkan siswa mengerti posisi dari kesatuan politik, daerah kepulauan dan lain-lain
2.       Merangsang minat siswa terhadap penduduk dan pengaruh-pengaruh geografis
3.       Memungkinkan siswa memperoleh gambaran tentang imigrasi dan distribusi penduduk, tumbuh-tumbuhan dan kehidupan hewan, serta bentuk bumi yang sebenarnya.
2)      Media bentuk papan
Media bentuk papan yang dapat diringkas disini terdiri dari papan tulis,papan temple, papan flannel, dan papan magnet.
a.       Papan tulis
Fungsi papan tulis adalah untuk menuliskan rangkuman pelajaran dalam bentuk ilustrasi, bagan atau gambar.
b.      Papan tempel
Papan tempel adalah sebilah papan yang fungsinya sebagai tempat untuk menempelkan pesan dan suatu tempat untuk menyelenggarakan suatu display yang merupakan bagian aktivitas penting penting suatu sekolah.
c.       Papan Flanel
Papan flannel adalah media grafis yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain flannel ini dapat dilipat sehingga praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dicopot dengan mudah sehingga dapat dipakai berkali-kali. Selain gambar, di kelas-kelas permulaan sekolah dasar atau taman kanak-kanak, papan flannel ini dipakai pula untuk menempelkan huruf-huruf dan angka-angka. Karena penyajianya seketika, selain menarik perhatian siswa, penggunaan papan flannel dapat membuat sajian lebih efisien.
d.      Papan magnet
Papan magnet lebih dikenal sebagai white board atau magnetic board adalah sebilah papan yang dibuat dari lapisan email putih pada sebidang logam, sehingga pada permukaannya dapat ditempelkan benda-benda yang ringan dengan interaksi magnet.
e.      Papan kantong
Papan kantong adalah papan kayu yang dibuat dari tripleks (kayu lapis) atau karton tebal. Pada papan tersebut ditempelkan beberapa kantong kecil yang terbuat dari kertas karton atau manila yang ukurannya sesuai dengan kebutuhannya. Kantong-kantong ini berfungsi untuk menyimpan potongan kertas karton kecil yang bertuliskan kata-kata. Kata-kata tersebut dapat dipindahkan sesuai kebutuhan.[28]
f.        Papan Tali
Media ini berfungsi untuk melatih menyusun pola-pola kalimat tertentu.[29]
g.       Papan selip
Media ini sangat cocok/sesuai untuk menerangkan struktur kamlimat (qowaid).[30]
3)      Media cetak
Secara historis, istilah media cetak setelah ditemukannya alat pencetak oleh Johan Gutenberg pada tahun 1456. Kemudian dalam bidang percetakan berkembanglah produk alat pencetak yang semakin modern dan efektif pengggunaannya. Jenis-jenis media cetak yang akan dibahasa adalah buku pelajaran, surat kabar atau majalah, ensiklopedi, buku suplmen, dan pengajaran berprogram.
a.       Buku pelajaran
Buku pelajaran sering disebut buku teks yang merupakan suatu penyajian dalam bentuk bahan cetakan secara logis dan sistematis tentang suatu cabang ilmu pengetahuan atau bidang studi tertentu.
b.      Surat kabar dan majalah
Surat kabar dan majalah adalah media komunikasi massa dalam bentuk cetak yang tidak perlu diragukan lagi peranan dan pengaruhnya terhadap masyarakat pembaca pada umumnya.
c.       Ensiklopedi
Ensiklopedi atau kamus besar yang memuat berbagai peristilahan ilmu pengetahuan terbaru akan menjadi sumber belajar yang cukup penting bagi siswa sebagai sumber bacaan penunjang.
d.      Buku suplemen
Buku suplemen dapat berfungsi sebagai bahan pengayaan bagi anak, baik yang berhubungan dengan pelajaran maupun yang tidak. Buku suplemen dapat menambah bekal kepada anak untuk memantapkan aspek-aspek kepribadiannya. Yang termasuk buku suplemen adalah karya fiksi dan non-fiksi.
e.      Pengajaran berprogram
Pengajaran berprogram adalah salah satu sistem penyampaian pengajaran dengan media cetak yang memungkinkan siswa belajar secara individual sesuai dengan kemampuan dan kesempatan belajarnya serta memperoleh hasil sesuai dengan kemampuannya juga.
f.        Komik
Komik adalah suatu bentuk sajian cerita dengan seri gambar yang lucu. Buku komik menyediakan ceritera-ceritera yang sederhana, mudah ditangkap dan dipahami isinya, sehingga sangat digemari baik oleh anak-anak maupun dewasa.
g.       Modul
Modul yaitu suatu paket program yang tersusun dalam bentuk satuan tertentu dan didesain sedemikian rupa guna kepentingan belajar siswa. Satu paket modul biasanya memiliki komponen petunjuk guru, lembaran kegiatan siswa, kunci lembaran kerja, lembaran tes, dan kunci lembaran tes.[31]
b)      Media visual tiga dimensi
Media visual tiga dimensi adalah sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud tiruan yang mewakili aslinya. Media pembelajaran tiga dimensi meliputi widya wisata, specimen, bnda tiruan, peta timbul, boneka.[32]
a.       Widya wisata
Widya wisata adalah kegiatan belajar yang dilaksanakan melalui kunjungan ke suatu tempat di luar kelas sebagai bagian integral dari seluruh kegiatan akademis dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.
b.      Specimen (benda contoh)
Specimen (benda contoh) adalah benda-benda asli atau sebagian benda asli yang digunakan sebagai contoh. Namun ada juga benda asli tidak alami atau benda asli buatan yaitu jenis benda asli yang telah dimodifikasi bentuknya oleh manusia. Contoh-contoh specimen benda yang masih hidup adalah akuarium, terrarium,kebun binatang, kebun percobaan, dan insektarium. Contoh-contoh specimen benda yang sudah mati adalah herbarium, teksidermi, awetan dalam botol, awetan dalam cairan plastik. Contoh-contoh specimen benda yang tak hidup adalah berbagai benda yang berasal dari batuan dan mineral.
c.       Media tiruan (model)
Media tiruan sering disebut sebagai model. Belajar melalui model dilakukan untuk pokok bahasan tertentu yang tidak mungkin dapat dilakukan melalui pengalaman langsung atau mellaui benda sebenarnya. Ditinjau dari cara membuat, bentuk dan tujuan penggunaan model dapat dibedakan atas model perbandingan (misalnya globe), model yang disederhanakan, model irisan, model susunan, model terbuka, model utuh dan topeng.
d.      Manipulatif
Manipulatif (manipulatif material) adalah suatu alat yang digunakan oleh guru dalam menerangkan materi pelajaran dan berkomunikasi dengan siswa, sehingga mudah memberi pengertian kepada siswa tentang konsep materi yang diajarkan dengan menggunakan benda-benda yang didesain seperti benda nyata yang dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari, seperti buah-buahan, binatang, alat transportasi berupa mainan dan manik-manik yang dengan mudah diutak-atik diubah-ubah.[33]
e.      Peta timbul
Peta timbul yang secara fisik merupakan model lapangan, adalah peta yang dapat menunjukkan tinggi rendahnya permukaan bumi. Peta timbul memiliki ukuran panjang, lebar dan dalam.
f.        Boneka
Boneka yang merupakan salah satu model perbandingan adalah benda tiruan dari bentuk manusia dan atau binatang. Macam-macam boneka dibedakan atas boneka jari, boneka tangan, boneka tongkat (wayang-wayangan), boneka tali, boneka bayang bayang.
2.       Media Audio
Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata/ bahasa lisan) maupun non-verbal. Ada beberapa jenis media dapat kita kelompokan dalam media audio, antara lain radio, alat perekam pita magnetic, dan laboratorium bahasa. Berikut penjelasannya:[34]
1)      Radio
Jenis media audio diantaranya adalah radio. Radio adalah media audio yang penyampaian pesannya dilakukan melalui pancaran gelombang elektromagnetik dari suatu pemancar. Pemberi pesan (penyiar) secara langsung dapat mengkomunikasikan pesan atau informasi melalui suatu alat (microfon) yang kemudian diolah dan dipancarkan ke segenap penjuru melalui gelombang magnetic.[35]
Kelebihan radio adalah:
1.       Harganya relatif murah dan variasi programnya lebih banyak daripada TV
2.       Sifatnya mudah dipindahkan (mobile)
3.       Jika digunakan bersama-sama dengan alat perekam radio bisa mengatasi problem jadwal karena program dapat direkam dan diputar lagi sesuka kita.
4.       Radio dapat mengembangkan daya imajinasi anak
5.       Radio dapat memusatkan perhatian siswa pada kata-kata yang digunakan, pada bunyi dan artinya (terutama ini amat berguna bagi program sastra/puisi)
6.       Dapat merangsang partisipasi aktif pendengar. Sambil mendengarkan, siswa boleh menggambar, menulis, melihat peta, menyanyi ataupun menari.
7.       Siaran lewat suara terbukti amat tepat atau cocok untuk mengajarkan musik dan bahasa
8.       Radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu secara lebih baik bila di bandingkan dengan jika dikerjakan oleh guru.
9.       Radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu yang tidak dapat dikerjakan oleh guru. Dia dapat menyajikan pengalaman-pengalaman di luar kelas
10.   Radio dapat mengurangi batasan ruang dan waktu, jangkauannya luas.
Sedangkan Kekurangan dari media radio adalah:
1.       Sifat komunikasinya hanya satu arah
2.       Biasanya siaran disentralisasikan sehingga guru tak dapat mengontrolnya.
3.       Penjadwalan pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah.
2)      Alat perekam pita magnetic
Alat perekam pita magnetik atau lazimnya orang menyebut tape recorder adalah salah satu media pendidikan yang tak dapat di abaikan untuk menyampaikan informasi, karena mudah menggunakannya. Ada dua macam rekaman dalam alat perekam pita magnetik yaitu sistem full track recordingdan double track recording.
Kelebihan dari alat perekam pita magnetik adalah:
1.       Alat perekam pita magnetik mempunyai fungsi ganda yang efektif sekali, untuk merekam, menampilkan rekaman dan menghapusnya.
2.       Pita rekaman dapat diputar berulang-ulang kali tanpa mempengaruhi volume
3.       Rekaman dapat dihapus secara otomatis dan pitanya bisa dipakai lagi
4.       Pita rekaman dapat digunakan sesuai jadwal yang ada
5.       Program kaset dapat menyajikan kegiatan-kegiatan/hal-hal di luar sekolah
6.       Program kaset bisa menimbulkan berbagai kegiatan (diskusi, dramatisasi, dll)
7.       Program kaset memberikan efisiensi dalam pengajaran bahasa (laboratorium bahasa)
Kekurangan alat perekam pita magnetik adalah:
1.       Daya jangkauan terbatas. Jika radio sekali disiarkan dapat menyiarkan pendengar yang massal tempat-tempat yang berbeda, program kaset hanya terbatas di tempat program disajikan saja
2.       Dari segi biaya pengadaannya bila untuk sasaran yang banyak jauh lebih mahal.
3)      Laboratorium bahasa
Laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan cara menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Media yang dipakai adalah alat perekam.
3.       Media Audio-visual
Media audio-visual adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. Paduan antara gambar dan suara membentuk karakter sama dengan obyek aslinya. Alat-alat yang termasuk dalam kategori media audio-visual adalah televisi, video-CD, sound slide, dan film.[36]
a.       Televisi
Televisi dalam pengertiannya berasal dari dua kata, yaitu kata tele (bahasa Yunani), yang berarti jauh, dan visi (bahasa Latin) yang berarti penglihatan. Television  (bahasa Inggris), bermakna melihat jauh. Kata melihat jauh mengandung makna bahwa gambar yang diproduksi pada suatu tempat (stasiun televisi) yang dapat dilihat di tempat lain melalui sebuah perangkat penerima yang disebut televisi monitor atau televisi set.
b.      Video-CD
Gambar bergerak yang disertai dengan unsur suara dapat ditayangkan melalui medium video dan video compact disk (VCD). Sama seperti medium audio, program video yang disiarkan (broadcasted) sering digunakan oleh lembaga pendidikan jarak jauh sebagai sarana penyampaian materi pembelajaran.
c.       Media sound slide (slide bersuara)
Slide merupakan media pembelajaran yang bersifat audio visual. Secara fisik, slide suara adalah gambar tunggal dalam bentuk film positif tembus pandang yang dilengkapi dengan bingkai yang diproyeksikan. Penggunaannya dapat dikombinasikan dengan audio kaset, dan dapat digunakan secara tunggal tanpa narasi.
d.      Film
Film merupakan kumpulan gambar-gambar dalam frame. Dalam media ini, setiap frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis, sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup.[37]
4.       Media Rasa
Media rasa ini merupakan media yang tidak memiliki banyak macam dalam pembelajaran. Media rasa ini meliputi rasa, raba, bau, dan keseimbangan.[38]
5.       Multimedia
Media ini merupakan kombinasi dari berbagai media yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu menggunakan audio, video, grafis dan lain sebagainya.[39]Format sajian multimedia menurut Daryanto dapat dikategorikan kedalam liam kelompok sebagai berikut:[40]
a.       Tutorial
Format sajian ini merupakan multimedia pembelajaran yang dalam pembelajaran yang dalam penyampaian materi dilakukan secara tutorial, sebagaimana layaknya tutorial yang dilakukan oleh guru atau instruktur. Informasi yang berisi suatu konsep disajikan dengan teks, gambar, baik diam atau bergerak dan grafik.
b.      Drill dan Practise
Format ini dimaksudkan untuk melatih pengguna sehingga mempunyai kemahiran di dalam suatu ktrampilan atau memperkuat penguasaan terhadap suatu konsep. Program ini juga menyediakan serangkaian soal atau pertanyaan yang biasanya ditampilkan secara acak, sehingga setiap kali digunakan maka soal atau pertanyaan yang tampil akan selalu berbeda, atau paling tidak dalam kombinasi berbeda.
c.       Simulasi
Multimedia pembelajaran dengan format ini mencoba menyamai proses dinamis yang terjadi didunia nyata, misalnya untuk mensimulasikan pesawat terbang, dimana pengguna seolah-olah melakukan aktifitas menerbangkan pesawat terbang. Pada dasarnya format ini mencoba memberikan pengalaman masalah dunia nyata yang biasanya berhubungan dengan suatu resiko.
d.      Percobaan atau eksperimen
Format ini mirip dengan fomat simulasi, namun lebih ditujukan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat eksperimen, seperti kegiatan di laboratorium IPA. Program menyediakan serangkaian peralatan dan bahan, kemudian pengguna bisa melakukan percobaan atau eksperimen sesuai petunjuk dan kemudian mengembangkan eksperimen-eksperimen lain berdasarkan petunjuk tersebut. Diharapkan akhirnya pengguna dapat menjelaskan suatu konsep atau fenomena tertentu berdasarkan eksperimen yang mereka lakukan secara maya tersebut.
e.      Permainan
Permainan (games) adalah setiap kontes antara pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pula. Setiap permainan harus mempunyai empat komponen utama yaitu; adanya pemain, adanya lingkungan dimana para pemain berinteraksi, adanya aturan-aturan main, adanya tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai.[41] Contoh permainan dalam pembelajaran bahasa; bisik rantai, Simon says, Sambung suku, Kategori bingo, Silang datar, TTS, Scrabble, Sramble, Spelling Bee, Piramida kata, Berburu kata dan Ambil-ambilan.[42]
Sekarang ini, multimedia di arahkan kepada komputer yang dalam perkembangannya sangat pesat, dan sangat membantu dalam dunia pendidikan. Media internet yang merajalela, sejatinya telah memberikan pengaruh yang positif dalam pembelajaran diantaranya program e-learning, e-education, dan lain-lain.[43]
Internet merupakan sebuah jaringan global yang merupakan kumpulan dari jaringan-jaringan komputer seluruh dunia. Internet mempermudah para pemakainya untuk mendapatkan informasi-informasi di dunia cyber, lembaga-lembaga milik pemerintah, dan institusi pendidikan dengan menggunakan komunikasi protokol yang terdapat pada komputer. Berikut ini hal-hal yang dapat difasilitasi oleh adanya internet, yaitu:[44]
1)      Discovery (penemuan), ini meliputi browsing dan informasi pencarian-pencarian tertentu,
2)      Communication (komunikasi), internet menyediakan jaringan komunikasi yang cepat dan murah mulai dari pesan-pesan yang berupa buletin sampai dengan pertukaran komunikasi yang bersifat kompleks antar atau inter organisasi. Juga termasuk di antaranya transfer informasi (antarkomputer) dan proses informasi. Adapun contoh-contoh media komunikasi yang utama seperti e-mail, chat groupdan news group.
3)      Collaboration (kolaborasi), seiring dengan semakin meningkatnya komunikasi dan kolaborasi antar media elektronik, baik antar individu maupun antar kelompok, maka bebrapa fasilitas canggih dan modern pun digunakan mulai dari screen sharing sampai teleconferencing.


[1] Benny A. Pribadi, Model ASSURE untuk Mendesain Pembelajaran Sukses. (Jakarta: Dian Rakyat, 2011) hlm.85
[2] Zainal Arifin & Adhi Setiyawan, Pengembangan Pembelajaran Aktif dengan ICT. (Yogyakarta: PT. Skripta Media Creative, 2012) hlm.124
[3]Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013) hlm.4
[4]Dr. Arief S. Sadiman, M.Sc, dkk, Media Pendidikan (pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya). (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012) hlm.7
[5]Drs. Karti Soeharto, dkk, Teknologi Pembelajaran (Pendekatan Sistem, Konsepsi dan Model, SAP, Evaluasi, Sumber Belajar dan Media), (Surabaya: Surabaya Intelectual Club, 2008) hlm.48
[6]Dr. Arief S. Sadiman, M.Sc, dkk. Hlm.11
[7]Ibid, hlm.14
[8]Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A. Hlm.19
[9]Mohammad Jauhar, S.Pd. Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai Konstruktivistik. Hlm.98
[10]Dr. Arief S. Sadiman, M.Sc, dkk. Hlm.17
[11]Benny A. pribadi, Hlm.101
[12]Prof. Dr. Arsyad, MA. Hlm.26
[13]Benny A. pribadi, Hlm.101
[14]Dr. Arief S. Sadiman, M.Sc. Hlm.8
[15]Sadiman. Hlm.19
[16] Ibid. hlm.68, Sadiman. Hlm.55, umi.hlm110.
[17]Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A. Hlm.48
[18]Dr. Arief Sadiman, M.Sc. Hlm.60
[19]Ibid. Hlm.65
[20] Hujair A.H Sanaky,, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Safrina Insania Press, 2009) hlm.38
[21] Daryanto. Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2010), Hlm.19
[22]Dr. Arief S. Sadiman, M.Sc. Hlm.28
[23] Ibid. Hlm.29
[24]Acep Hermawan. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), Hlm.236
[25]Ibid. Hlm.238
[26]Dr. Muljiono Damapoli. Bahasa Arab dan Metode pengajarannya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004) Hlm.89
[27]Drs. Ahmad Muhtadi Anshori, M. Ag. Pengajaran Bahasa Arab Media dan metode-metodenya, (Yogyakarta: Sukses Offset, 2009) Hlm.92
[28]Acep Hermawan. Hlm.239
[29]Drs. Ahmad Muhtadi Anshori, M. Ag. Pengajaran Bahasa Arab Media dan metode-metodenya, (Yogyakarta: Sukses Offset, 2009) Hlm.91
[30]Ibid.
[31] Benny A. Pribadi, Hlm.88
[32] Ibid. hlm.29
[33]Benny. Hlm.115
[34]Dr. Arief S. Sadiman, M.Sc. Hlm.49
[35] Mohammad Jauhar, S.Pd. Hlm.102
[36]Hujair. Hlm.102
[37]Cecep. Kustandi. M. Pd & Drs. Bambang Sutjipto, M.Pd, Media Pembelajaran Manual dan Digital, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), Hlm.73
[38] Umi. Machmudah, M.A & Abdul Wahab Rosyidi, M.Pd. Active Learning dalam pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN Malang Press, 2008), Hlm.110
[39]Cecep.Hlm.78
[40] Daryanto.Hlm.54
[41]Arief Sadiman. Hlm.75
[42] Umi. Hlm.110
[43]Cecep. Hlm.78
[44]Dr. Rusman, M. Pd. Model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru (Jakarta: Rajawali Press, 2013)